Pages

Ads 468x60px

:)

Get Gifs at CodemySpace.com

Anda Pengunjung Ke -

Jumat, 30 Mei 2014

Kenapa Aku Bukan Dia ?



Kenapa aku bukan dia , yang kamu lihat keberadaannya ?
Kenapa aku bukan dia , yang kamu cintai ?
Kenapa aku bukan dia , yang selalu kamu pikirkan ?
Kenapa aku bukan dia , yang bisa menempati hatimu ?
Kenapa aku bukan dia , yang dapat membuatmu tersenyum ?
Kenapa aku bukan dia ? Kenapa aku bukan dia ? Kenapa aku bukan dia ?
Mungkin itu semua pertanyaan yang selalu muncul dalam labirin otak ini, hei Tuan Pendiam.
Kenapa aku tidak bisa seperti dia, yang (mungkin) kamu anggap penting ?

Jumat, 16 Mei 2014

Apa Salahnya ?

Apa salahnya dengan seorang wanita yang berusaha berjuang untuk cintanya? Mengapa kelihatan seperti “tabu” ketika wanita berusaha berjuang? Mengapa seolah-olah memandang sebelah mata ketika wanita berjuang demi cintanya ? Apakah Sang Pencipta ada mengkumandangkan alunan indahnya bahwa “seorang wanita hanya bisa berdiam diri dalam cinta” ?

Bukankah kegengsian membawakan wanita pada sakit yang selama ini dirasakan? Dan apakah wanita harus seperti itu? Diam ~ Menangis ~ Memendam ! Bukankah itulah titik kelemahan wanita ? So, apa salahnya jika wanita mengubah kebiasaan itu?

Sesungguhnya cinta tak mengenal gender, bukan begitu ? So, apa yang salah jika wanita terlebih dahulu memiliki perasaan itu, dan apa salahnya jika wanita berjuang dalam cintanya? Mengapa wanita selalu kelihatan lemah dalam urusan perasaaan? (kadang) karena wanita memilih untuk memendam yang dirasakannya, antara gengsi dan memang itulah yang lebih baik.

Lebih baik? Helllo. Bukankah sesuatu yang diungkapkan jauh lebih baik daripada yang dipendam? Bukankah “cinta” harus tahu kemana tempatnya tinggal? Bukankah “cinta” tak mengenal gengsi? Bukankah “cinta” memiliki keberanian?

Wanita akan terlihat lebih elegan, ketika dia bisa menyeimbangkan “logika” dan “hati” . Come on guys, ubah pola pikir yang selama ini membuatmu merasa tersiksa. Ikuti “kata hatimu” jangan “kata hati orang”, karena yang kamu rasakan hanya kamu sendiri yang mengetahuinya.

@Monicasnad

Sabtu, 10 Mei 2014

Tuan Pendiam


Aku tidak peduli dengan saran-saran dari temanku untuk melupakanmu! Aku tidak peduli dengan omongan , komentar , dan pendapat mereka tentangmu. Aku tidak peduli dengan kecerobohan yang sudah ku lakukan. Bukankah cinta tak mendengar perkataan dari luar? Bukankah cinta mendengar apa yang tidak terucapkan? Inilah aku yang tidak peduli dengan semua keburukan yang ada padamu Tuan Pendiam.

Aku menulis ini, ketika mengingat betapa keberanianku muncul hanya padamu. Aku menulis ini ketika menyadari, bahwa cinta membawakan satu hal yang belum pernah ku lakukan sebelumnya, keberanian. Tak takut apapun hasilnya , tak lelah mencintaimu walau semua sudah terjawab. Karena aku percaya, cinta tak egois. Bukan hanya menuntut apa yang diinginkan oleh diri sendiri. Bertemu denganmu setiap hari, mungkin telah membuatku senang. Ya, walau senang dalam diam~ senang dalam kesemuan.

Aku menulis ini menyadari betapa beraninya aku dalam mencintaimu. Betapa aku masih bandal dalam mengharapkanmu. Betapa aku berani menyiksa perasaanku hanya untuk mencintaimu, Hei Tuan Pendiam.

Diammu membuatku semakin tak takut dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Diammu membuatku bertahan dalam keberanian ini. Diammu membuatku lupa , suatu saat apa yang akan terjadi. Kesia-siaan atau harapan indah?? Semua ku biarkan berlalu dalam labirin otakku. Karena yang jelas, saat ini aku hanya masih berani mencintaimu dalam diam.

Gadis yang bandal,
Yang masih tetap mencintaimu,
Tak peduli dengan apa yang terjadi.

@Monicasnad

Jumat, 09 Mei 2014

Tak Mengerti .

“Aku suka sama dia! Terus aku harus bagaimana? Berkamuflase seolah-olah aku tak menyukainya? Berkamuflase ketika berada di dekatnya? ” (berbicara di depan kaca)

Itulah kalimat yang sering ku pertanyakan di depan teman baikku ~ kaca. Aku merasa hanya kaca yang berada di depan ini yang mengerti apa yang dirasakan, iya hanya kaca! Tak ada yang lain.

Mencintai dalam diam, bukan hal mudah yang dirasakan seorang wanita. Apa peduli orang ketika cinta datang tanpa diharapkan? Apa peduli orang ketika wanita merasakan gelisah yang sangat luar biasa? Apa peduli orang juga ketika , cinta yang sudah mulai tumbuh harus dibuang jauh-jauh? APA PEDULI DENGAN SEMUA ITU?

Susah ya jadi cewek. Ketika mencintai seseorang, dia harus memendam dan selalu memendam. Diungkapkan? TABU ! Pasti banyak pemikiran yang lain. Helloooo. Apa peduli sama omongan orang?

Bukankah cinta berbicara melalui hati? Bukankah cinta berbicara pada kata hati? Bukankah cinta yang mengerti hanya kode hati?

Hati~Hati~Hati~Hati. Semua berbicara hati. Hati hati dengan hati. Hati Hati jika ingin menghapus cinta dari hati. Hati hati hati hati .

Argh, sudahlaa. Entah apa yang dimaksudkan dengan semua ini ..


@Monicasnad

Rabu, 07 Mei 2014

Bunuh Cinta ini !

Bukankah dari awal aku merasakan kebahagiian ini? Bukankah dari awal aku merasa bahwa panggeran yang sering ku impikan dengan membangun masa depan yang indah itu telah ku temukan? Namun mengapa semua itu hanya ada dalam mimpi dan angan-anganku tentangmu?

Mengapa dari awal ku biarkan cinta ini tumbuh dalam hati? Mengapa dari awal aku memanjakan perasaan ini ? Mengapa dari awal ku biarkan kau hadir mewarnai hidupku, membiarkanmu membawa hatiku tanpa aku berpikir bahwa suatu saat aku akan merasakan hempasan yang begitu dahsyat? MENGAPA ??

Tidakkah kamu mendengar dan merasakan hati ini berbicara , berbicara melalui batin? Setiap hari , bahkan setiap kali aku menuliskan tentangmu dalam ceritaku, menuliskan namamu dalam doa melalui sehelai kertas aku berharap Tuhan memberikan hal yang sama untuk kau rasakan, seperti aku merasakannya juga.

Wajarkah jika kali ini , aku meminta kamu membunuh cinta ini dalam hati ? Agar aku bisa bebas berjalan dan berlari sesukaku tanpa meninggalkan secercah bayanganmu. Dan membiarkanmu terbang meninggalkan sekeping hati ini ~ tanpa meninggalkan sakit dalam hati.

@Monicasnad


Sabtu, 03 Mei 2014

Penikmat Kepedihan


Panggil aku “penikmat kepedihan”.
Berulang kali mencoba menghapus bayanganmu dalam lara dan jiwa , namun semua terasa sia-sia. Terlalu menikmati kepedihan yang tercipta , terlalu. Bukankah ini memang harus kualami , karena perasaan ini tumbuh dengan seenaknya saja? Perasaan yang membawakan ku pada kepedihan yang (mungkin) dapat ku katakan indah dan menusuk? Bukankah begitu?

Aku benci dengan perasaan yang tak tahu diri ini. Aku benci bila harus bertemu denganmu setiap hari, dan aku masih memikul berat perasaan ini. Kamu tahu? Tak ada yang lebih sakit saat hatimu terlalu mendasar. Sudahlah, aku ingin kembali menjadi manusia yang tak pernah mencintaimu. Namun, apa daya aku sudah terlanjur menikmati kepedihan ini. Aku menikmatinya dengan senyuman simpul yang penuh arti.

Sebagai wanita, aku hanya ingin menyadari bahwa apa-apa yang lahir dimata menumpuk di dada, yang pada waktunya pun juga berhenti mencoba. Aku harus menghukum diri sendiri, karena telah berani mencintaimu secara diam. Jika suatu hari kamu bertanya , atau mungkin hanya sekedar mengingat; betapa besar cintaku padamu? Sebesar keberanianku mengungkapkannya ~ sebesar keberanianku mencoba menghapusnya di tengah perasaan yang selalu tumbuh walau (kadang) pedih.

Bukan mudah untuk seorang wanita mengutarakannya, bukan mudah juga untuk seorang wanita harus pergi dan meninggalkan sosok yang sudah terlanjur dicintanya. Ada sakit yang teriris di dalam hati, ada kepedihan yang sangat mendalam. Namun dinikmati sendiri. Jika suatu saat kamu masih melihatku dengan penuh cinta, ingatlah bahwa aku seorang wanita yang sangat menikmati kepedihan cinta yang berani mencintaimu dalam diam.

@Monicasnad

Jumat, 02 Mei 2014

Sudah Terjawab :')

Mimpi? Iya, mungkin aku terlalu banyak bermimpi.
Berharap ? Iya, mungkin aku terlalu banyak berharap.
Kini tamparan angin menyadarkanku dari mimpi indah yang selama ini ku ciptakan sendiri.
Menyadarkanku, akan dunia nyata yang real terjadi.
Sakit? Iya, sakit yang ku rasakan.
Tapi aku masih bisa tersenyum, karena kepastian telah ku dapatkan.
Bisakah aku hilang dari keindahan semu ini ?
Bisakah aku berlari dari keindahan yang ku khayalkan sendiri ?
Sadarkan aku bahwa aku harus hilang ~ sadarkan aku bahwa aku harus pergi dari semua ini. SADARKAN!
Mungkin terlalu cepat, namun bukankah begitu baiknya ?
Menyukaimu diam-diam merupakan anugrah yang diberikan Tuhan.
Tampar aku ~ bangunkan aku ~ sadarkan aku , bahwa semua ini sudah terjawab .
Bisikkan secara keras padaku bahwa aku harus pergi .

_Yang Mencintaimu Dalam Diam_

@Monicasnad
 

Blogger news

:)

Bird On Heart Love

My Signature :)

Sample Text