Easier Said Than Done
Armoko…armoko..armoko.. Semua berubah ketika melihat
secara perform comedian dari surga beberapa hari yang lalu.
Just
his name in my ear and my heart. Yups ! Armoko. Komedian yang
beruntung, yang memiliki fans seperti saya seorang Kei. Yang dari normal
menjadi anak alay yang sangat mengidolakannya. Gilee aja , kalau dia dikatakan
gak beruntung. Hahaha :D
Okeh, detik demi detik menit demi menit jam demi jam hari
demi hari (lebay!!) hidupku selalu dipenuhi dengan nama sang idola ARMOKO. Ya,
seakan duniaku adalah dia. Entah bisa dikatakan masih normal atau sudah ada
gangguan padaku karena menduniakan sosok yang telah memiliki keluarga itu. But whatever what you said I don’t care :p
Yang jelas aku bahagia dan bahkan jauh lebih bahagia dari sebelumnya.
Seketika itu juga , aktivitasku menjadi
ganda. Tidak hanya kuliah , tapi ngikuti komunitas fanbase dari sang idola.
Tidak mau ketinggalan info apapun mengenainya. Maybe not just me do it , all fans sure do it. Aku menikmati
aktivitas ganda ini. Bahkan aku berharap suatu saat dapat menjadi asistennya.
Coba bayangkan, kalau saya seorang Kei menjadi asisten idola seorang Armoko,
sudah pasti orang lain akan cemburu terhadap ku. Dan aku akan menjadi orang
PALING BAHAGIA :D ahahhaha. Selalu di sampingnya di mana pun ia berada. Huaaa.
Not Not Not !! Wake up Kei~ Wake up! It’s
just wish, not real !
Malam harinya di kamar, seperti biasa
rutinitas Kei adalah menyendiri. Kadang menyendiri di kamar ini Kei gunakan
untuk bertelepon (but it last) , kadang digunakan untuk membaca buku dan banyak
lagi. Namun pengecualian untuk kali ini.Dikarenakan, lampu sering bermain-main
dengan banyak rumah sehingga banyak rumah pun bermain-main dengan kegelapan
(lebay), sebut saja mati lampu dan gelap. Tanpa sengaja Kei ingat kata-kata
mantannya yang masih disimpannya di dalam seluler biru miliknya. Dan seketika
itu juga penyakit galau menyerangnya.
Ingatkah
kamu ketika seuntaian kata itu yang kau bisikkan ditelinga ku. Bisikkan yang memberikan kedamaian. Bisikkan
yang mengantarkan hati ini untuk tinggal di hatimu. Bisikkan yang tiap pagi
selalu muncul di layar handphoneku , tak peduli pagi siang sore malam. Tak
peduli ketika badai menerpa , bisikkan ini selalu terlontar darimu. Tapi mana
pemberi bisikkan ini? Kemana ? You just said but nothing to do. Easier said
than done.
Kalimat itu menyihir Kei
untuk bersedih. Namun Kei sadar bahwa kesedihan tersebut tidak boleh larut
lebih lama. Kei , you must move on.
Please Kei, you must do it. You can. I believe you can Kei. Move on ~ Move on.
Ditemani mantra motivasinya
, Kei juga harus bisa menghapus dan menyingkirkan semua yang berkaitan dengan
mantannya tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyakit galau itu
datang lagi.
Who Is He ?
“Kei, udah ada teman untuk tugas besar ini ?”
“Belum.”
“Trus kenapa tidak cari untuk gabung dalam team yang
lain.”
“Malas. Palingan bentar lagi dapat.”
“Gabung dalam team kami aja.”
“Kan benar bentar lagi dapat team. Tanpa harus mencari ,
pasti udah dicari”.
“Songgong. Gmana mau gabung ?”
“Dengan berat hati saya mengatakan boleh lah. Hahhaha ”
“Dasar nih anak songgong banget.”
“Okeh, kita mulai membicarakan lokasi. Di perusahaan mana
kita harus melakukan observasi ini?” sahut Shinta yang ingin cepat tugas besar
ini selesai.
“Di stasiun televise TERET aja. Nah, stasiun itu kan ada
comedian “Moko” , mungkin dengan kita observasi di stasiun itu gue bisa jumpa
sama dia, trus minta foto, minta tanda tangan, minta dijadiin pendamping hidup.
*Oppsss (sambil cengigisan)”
“Yeh, luh mah sampai segitunya ? Nyesal gue ngajakin luh
nonton kalau tau sampai alay gini. Ogah gue punya temen alay seperti luh.”
“Biarin,
alay yang penting hidup :p”
Bersambung :')





Tidak ada komentar:
Posting Komentar