Pages

Ads 468x60px

:)

Get Gifs at CodemySpace.com

Anda Pengunjung Ke -

Kamis, 30 Mei 2013

MENYALAHKAN WAKTU !!


Kamu adalah satu kata yang (dulu) selalu aku banggakan, selalu menjadi alasan utamaku dapat tersenyum, selalu menjadi alasan utamaku dapat ceria. Tapi kamu juga (dulu) menjadi alasan utamaku, kepada siapa aku meneteskan air mata. Tetesan air mata yang belum pernah terjatuh dan terbuang yang tak terhitung berapa liternya. Iya, kamu alasan itu semua.

Tapi kenapa semua alasan itu menjadi sebuah alasan utama kita berpisah? Berpisah oleh waktu dan dunia yang berbeda. Berpisah tak lagi saling sapa, tak lagi saling memberi kabar, tak lagi saling tersenyum, tak lagi saling mengucapkan kata ‘selamat’? Begitu cepatkah waktu merebut itu semua dariku dan darimu? Begitu cepatkah aku di sini seorang diri tanpa kamu di sisi ini? Begitu cepatkah takdir membawa hatiku dan hatimu pisah oleh dunia yang kini telah berbeda.

Siapa yang dapat ku salahkan akan semua yang terjadi padaku dan padamu? Dapatkah aku menyalahkan SANG PENCIPTA yang sempat memberikan kamu hadir dalam hidupku walau tak abadi? Ya, tak abadi ! Tapi mengapa begitu cepat kebahagiaan yang ku rasakan pergi dari hidupku? Mengapa?!!

Dapatkah aku berkata bahwa dunia tidak adil? Ataukah aku dapat berkata Sang Pencipta yang tak adil? Yang tak adil mempertemukan kita jika memang harus dipisahkan? Mengapa memberikanku kebahagiaan, senyuman dan tawa jika memang harus memberikanku deraian tetes air mata yang amat sangat dalam? Mengapa??

Dapatkah aku melalui pergantian waktu dengan ditemani tetesan air mata? Ya, untuk saat ini aku hanya selalu mengenang mu yang sudah beda dunia antara aku dan kamu, yang selalu dipeluk dengan tetesan air mata kesedihan. Kemana kamu? Mengapa kamu tega melihat aku mengeluarkan berliter-liternya air mata ini sendirian. Mengapa kamu tidak mendatangiku dan menghapus air mata ini, seperti sebelumnya kamu lakukan itu setiap kali menyentuh air mata ini?
Haruskah saat ini aku menghapus air mata ini seorang diri tanpa ditemani kamu ??

Selasa, 28 Mei 2013

Haruskah ada Perselingkuhan di Tengah Cinta Suci


Mengertikah kamu akan cinta itu ? Mengertikah kamu akan suci itu ?
Apakah kamu menganggap bahwa cinta ini suci ?
Jika iya, mengapa kau teganya berdua di belakangku , menjalin hubungan dengannya , tanpa merasa sesal sedikit pun ?
Mengapa kau berani !!!!
Tidakkah kau pikirkan hatiku yang akan luka ?
Kepingan luka yang hancur meninggalkan bekas.
Takkah kau pikirkan itu sama sekali?
Kau hempaskan hatiku begitu saja!
Kau hempaskan !!
Apakah ketidak perhatian yang ku berikan menjadi sebuah alasan kau menjalin hubungan dengannya ? menjalin hubungan denganku juga ?
Apakah selama ini kau menganggapku boneka , yang dapat dimainkan dan dihempaskan begitu saja ?
Haruskah setiap jam, setiap menit, setiap detik, dan setiap saat aku memberikan perhatian kepadamu tanpa peduli keadaan ku, tanpa peduli posisi berat yang ku miliki saat itu ?
HARUSKAH !!!
Pergilah jika kau ingin pergi dariku ,
Jujurlah jika kau tidak ingin aku di sampingku kembali ,
Namun jangan lakukan itu semua dengan sebuah perselingkuhan !!
Jangan kau rusak cinta tulus dan suci ini dengan sebuah perselingkuhan sayang. Jangan !
Kau cintaku kau benciku kau sakitku .
Mengapa kau hancurkan cinta ini ??
MENGAPA !!!
Apakah selalu ada perselingkuhan di balik cinta itu ?
Haruskah !!
Ku biarkan kau pergi dari hidupku , dari bayangku , dari mimpi yang pernah ku impikan bersamamu. Ku biarkan semua itu pergi meninggalkanku dengan sosokmu.
Kau telah mematikan hati ini dengan anugrah cinta.

#peristiwa 28 Mei 2013

Jumat, 10 Mei 2013

Jangan Dengar Omongan Mereka (part 2)


 Entah apa yang ada di pikiranku saat itu , aku mengikuti dan menyamar menjadi anak sekolahan di sekolah bocah ingusan itu demi mengambil sebuah handphone milikku.
Menyamar dengan style saat aku masih SMA dulu. Rambut kucir 2 dengan menggunakan kacamata hitam yang besar , sambil menunggu bocah tersebut datang. Ramai-ramai suara gadis ini menyorakki saat 3 anak SMA lainnya datang.
Dan, ya inilah bocah yang kutunggu-tunggu. Tidak di sangka ternyata bocah ini termasuk famous di kalangan sekolahnya ini. “Apa sih gantengnya dia” batinku.
Ketika bocah dan kedua temannya ini berjalan mengarahkan kaki ke arahku , dia melihat seolah dia mengenal penyamaranku. Kedua temannya binggung melihat ku.
“Kamu bukan kalangan famous di sekolahan ini kan ?”
“ekkh.saya senior kalian 2 tingkat di atas kalian.”
“aku seperti tidak pernah melihatmu di sekolahan ini” ucap temennya satu lagi.
Dia bukan anak sekolahan , dia sudah tua , dia seorang wanita yang sudah bekerja, namun aku jatuh cinta padanya” ucap pria bocah ingusan ini pada kedua temannya.
(tiba-tiba bel berbunyi menandakan upacara)
Selesai dari upacara tersebut , akhirnya bocah ingusan ini mengembalikan handphone ku. Setelahnya bocah ingusan ini menantangku untuk bolos dari kelas, dan mengajakku ke lab sains milik sekolah ini.
“aku senang dengan lab sains. Ketika aku masih sekolahan , aku selalu menghabiskan waktuku di lab sains ini. karena setiap di jendela lab sains ini , aku bisa melihat lapangan basket , dan melihat permainan Raka setiap kali bermain basket.” Curhatku tanpa sengaja pada bocah tersebut.
Mendengar curcol ku tersebut , bocah ini mengajakku bermain ke lapangan basket dan bermain basket sekelak. Sejenak aku merasakan indahnya dunia SMA tersebut.
Namun aku tersadar dompetku ketinggalan di lab sains ini. kami pun kembali ke lab sains ini untuk mencari dompetku. Dan aku berusaha mencari dompet ini tanpa ditemani dengan dia. Di selingan aku mencari dompet tersebut handphone ku berdering .
“Sudah ketemu dompetnya?”
“Belum , jika ingin dompetnya ketemu dengan cepat bantu cari!”
“Cari aja sendiri. Coba lihat ke arah jendela.”
(sekelak melihat ke arah jendela , dan ternyata bocah ingusan ini bernyanyi)
Nyanyiannya sempat membuat senyuman simpul dari bibirku. Setelah itu , aku keluar dari lab sains bertujuan menemui bocah ini.
Di selingan anak tangga tersebut , kami pun berjumpa.
“Kamu tau bagaimana perasaanku. Aku tidak ingin membandingkan aku dengan dia yang sudah mapan, aku hanya ingin cintailah aku. Dan aku akan berjanji dan berusaha untuk tidak membuatmu kecewa dan membuat air matamu keluar setetes pun. Mau kah kamu jadi kekasihku yang mencintai ku dan memberikan kesempatan kepadaku untuk mencintaimu dan menjaga mu?”
Aku masih saja diam bisu melihat semua ini, melihat hal yang tidak pernah sedikitpun terbenak dalam pikiranku. Namun , aku juga harus menjawab semua itu , pada saat ittu.
“eee..hh..mm... (menganggukan kepala) ii..yaa..”
Mulai dari hari itu , hari-hariku selalu dipenuhi dengan dia , aku sama sekali tidak menyangka bahwa aku berpacaran dengan anak SMA.
Dia sering datang menemani ku saat ku bekerja dan mulai akrab dengan teman-temanku , namun temanku sama sekali belum mengetahui bahwa dia adalah anak sekolahan.
Tapi , bagaimana pun semua itu disembunyikan dari temanku , akhirnya mereka mengetahuinya juga. Mereka mengetahui bahwa ternyata dia adalah anak sekolahan.
aku tahu bahwa dia anak SMA. Sadar, kamu ini seorang wanita yang sudah berusia 26 tahun , sudah seharusnya kamu mencari sosok pria yang serius , bukanlah anak SMA yang masih bermain-main. Anak sekolahan tidak pernah serius dalam hal percintaan.”
Mendengar omongan dari temanku , aku menjadi selalu berpikir tentang hal itu. Dan menceritakan semuanya kepada dia , namun dia menyikapinya dengan dewasa.
“Semua itu sudah aku pikirkan. Setelah aku tamat kuliah nanti aku akan mengambil alih bisnis dari milik ayahku , dan itu saat aku berusia 28 tahun dan kamu 36 tahun. Aku telah merencanakan masa depanku bersamamu. Dan di saat waktu itu nanti datang , aku ingin kamu mengikatkan dasi ku setiap pagi di saat aku berangkat kerja nanti”.
Mendengar omongan dewasa dari dia , aku semakin yakin bahwa dia adalah seorang bocah ingusan yang memiliki pemikiran yang dewasa.
Hari demi hari kami jalani bersama , berbagai masalah yang datang kami sikapi bersama dengan dewasa.
Terkadang usia pun tidak memandang ketika seorang pria berkomitmen dengan omongannya.
Tak memperdulikan omongan dari mereka :)

Jangan Dengar Omongan Mereka (part 1)


2 hari 1 malam dan akhirnya aku selesai menyusun bingkai bunga ini untuknya. Ya untuk dia yang menjadi cinta pertamaku. Keesokan harinya aku memberanikan diri untuk memberikan buatanku kepadanya , namun sia-sia. Karena aku melihat dia bersama dengan gadis lain yang (katanya) akan pergi meneruskan pendidikannya di luar negri.
Waktu terus berjalan , jam terus berganti , menit demi detik pun melangkah mengikuti arus jam , tahun demi tahun telah ku lewati tanpanya. Karena aku menyadari bahwa hidup ini tidak berhenti sampai di sini , hidupku harus tetap berjalan dengan kehendak Tuhan.
Dan kini aku telah menjadi wanita karier. Aku mengira aku bisa menghapus bayangannya dari hidupku , namun aku tidak bisa. Bayangan dan sosoknya masih terus mengikutiku kemana pun aku berada. Kesibukkanku tidak mampu menghapus bayangannya, sungguh sangat kuat charisma nya pergi dari hidupku.
Entah takdir atau kenapa , beberapa tahun kemudian dia hadir dalam hidupku.
Senang. Ya aku tentunya merasa senang , karena dia telah kembali dalam hidupku. Hari demi hari kami lewati bersama , aku tak menyangka bahwa mimpi ku terwujud. Sungguh tak menyangka.
Di hari berikutnya , saat aku ingin pulang dari kerjaan dan menaiki bus tersebut , dengan tiba-tiba bus itu berhenti mendadak dan mengakibatkan aku harus berciuman dengan bocah ingusan yang masih SMA !
“Argkh . apa yang telah kau lakukan ? bocah ingusan !”
“Mengapa tante menciumku ?”
“Kau!!! Siapa yang menciummu?” (memukulnya dengan tas ku dan kemudian turun dari bus tersebut)
Sesampainya di apartemen , aku marah sambil memaki tak jelas sambil mencari handphone ku.
“Oh My God, handphone ku kemana ?” batinku .
Dengan segera aku menelepon ke no ku .
“Maaf , tolong kembalikan handphone saya.”
“Mengapa tante menciumku?”
(suara bocah ingusan itu! Batinku)
“Hey , kamu bocah ingusan otak mesum maling , kembalikan handphone ku.”
“Kan tante yang memberikannya sambil memukul ku dengan tas tante itu.”
“Dasaaaarrrrrrrrrr bocah ingusan , kembalikan atau aku akan mengadukan perbuatanmu kepada sekolahmu!”
“Memangnya tante tahu di mana sekolahku? Silahkan saja!”
(telepon terputus)
***
Keesokan harinya aku mendatangi sekolah bocah ingusan itu dan akhirnyaaa berhasil , handphone ku kembali padaku.
Namun , aku tidak tega ketika anak tersebut di beri hukuman pukulan menggunakan rotan dari gurunya.
Sebagai tanda permintaan maaf , aku mengajak anak ini makan.
“Kenapa tante selalu membuatku sial?”
“Hey, bocah ingusan , jangan panggil aku tante. Panggil saja aku kakak.”
“memangnya umur tante berapa ?”
“aku belum ketuaan ! panggil aku kakak !”
“tidak mau , aku akan memanggil kamu nona saja”
“sudah ku katakan , panggil kakak”
“tante atau nona ??”
“nona”
(telepon berdering dari Raka *cinta pertama dari cerita yang di atas*)
“Besok ? okeh aku bisa raka. Besok kita ketemu”
***
Keesokannya aku menjumpai Raka dan melihat bocah ingusan ini lagi , sepertinya dia mengikuti.
Dasar sialan !! batinku .
Namun aku tak mengiraukannya , karena aku tetap menikmati makan malam tersebut dengan Raka.
Sesampainya di depan apartemen aku melihat bocah ingusan ini lagi .
“Bisa gak sih , kamu tidak mengikuti ku terus?”
“Besok berdandan cantik yaa , kita nonton sebagai ganti rugi nona telah menciumku.”
“Gak mau!!”
“Okeh , tak ada kata kata tidak. Besok aku datang.”
“argkh ! kenapa jadi bocah ingusan itu yang memerintahku”
***
Namun bagaimana pun juga , aku tetap pergi bersama bocah ingusan itu .
(sesampainya di depan bioskop)
“sebelum kita nonton , aku ingin kamu lihat dulu cover filmnya.”
Jantung ku terasa mau copot melihat Raka bersama gadis lain yang (dulu) juga satu sekolah dengan kami.
“mereka akan segera menikah, itulah sebabnya aku mengajakmu ke sini , agar kamu tidak terlalu jauh merasakan sakit itu nanti.”
(aku yang terdiam bisu hanya dapat menangis melihat hatiku yang telah sakit tersebut. Aku tak menyangka semua ini terjadi)
Keesokannya di tempat kerja , aku melihat bocah ingusan ini dengan penampilan layaknya seorang pria yang sudah mapan.
“Hey, mau makan siang denganku? (ajaknya terhadap teman-temanku)”
“mau”
Dan kami pun makan siang bersama nya . saat handphone ku berdering , bocah ingusan ini mengambil handphone nya dan sekarang aku tahu bahwa handphone itu dering dari Raka.
“hey, itu handphone ku kan ? mengapa kau tidak memberikannya?”
“terserahku” (sambil meninggalkan kami dan ternyata handphone ku diambil olehnya)

#Bersambung



 

Blogger news

:)

Bird On Heart Love

My Signature :)

Sample Text