Pages

Ads 468x60px

:)

Get Gifs at CodemySpace.com

Anda Pengunjung Ke -

Jumat, 10 Mei 2013

Jangan Dengar Omongan Mereka (part 1)


2 hari 1 malam dan akhirnya aku selesai menyusun bingkai bunga ini untuknya. Ya untuk dia yang menjadi cinta pertamaku. Keesokan harinya aku memberanikan diri untuk memberikan buatanku kepadanya , namun sia-sia. Karena aku melihat dia bersama dengan gadis lain yang (katanya) akan pergi meneruskan pendidikannya di luar negri.
Waktu terus berjalan , jam terus berganti , menit demi detik pun melangkah mengikuti arus jam , tahun demi tahun telah ku lewati tanpanya. Karena aku menyadari bahwa hidup ini tidak berhenti sampai di sini , hidupku harus tetap berjalan dengan kehendak Tuhan.
Dan kini aku telah menjadi wanita karier. Aku mengira aku bisa menghapus bayangannya dari hidupku , namun aku tidak bisa. Bayangan dan sosoknya masih terus mengikutiku kemana pun aku berada. Kesibukkanku tidak mampu menghapus bayangannya, sungguh sangat kuat charisma nya pergi dari hidupku.
Entah takdir atau kenapa , beberapa tahun kemudian dia hadir dalam hidupku.
Senang. Ya aku tentunya merasa senang , karena dia telah kembali dalam hidupku. Hari demi hari kami lewati bersama , aku tak menyangka bahwa mimpi ku terwujud. Sungguh tak menyangka.
Di hari berikutnya , saat aku ingin pulang dari kerjaan dan menaiki bus tersebut , dengan tiba-tiba bus itu berhenti mendadak dan mengakibatkan aku harus berciuman dengan bocah ingusan yang masih SMA !
“Argkh . apa yang telah kau lakukan ? bocah ingusan !”
“Mengapa tante menciumku ?”
“Kau!!! Siapa yang menciummu?” (memukulnya dengan tas ku dan kemudian turun dari bus tersebut)
Sesampainya di apartemen , aku marah sambil memaki tak jelas sambil mencari handphone ku.
“Oh My God, handphone ku kemana ?” batinku .
Dengan segera aku menelepon ke no ku .
“Maaf , tolong kembalikan handphone saya.”
“Mengapa tante menciumku?”
(suara bocah ingusan itu! Batinku)
“Hey , kamu bocah ingusan otak mesum maling , kembalikan handphone ku.”
“Kan tante yang memberikannya sambil memukul ku dengan tas tante itu.”
“Dasaaaarrrrrrrrrr bocah ingusan , kembalikan atau aku akan mengadukan perbuatanmu kepada sekolahmu!”
“Memangnya tante tahu di mana sekolahku? Silahkan saja!”
(telepon terputus)
***
Keesokan harinya aku mendatangi sekolah bocah ingusan itu dan akhirnyaaa berhasil , handphone ku kembali padaku.
Namun , aku tidak tega ketika anak tersebut di beri hukuman pukulan menggunakan rotan dari gurunya.
Sebagai tanda permintaan maaf , aku mengajak anak ini makan.
“Kenapa tante selalu membuatku sial?”
“Hey, bocah ingusan , jangan panggil aku tante. Panggil saja aku kakak.”
“memangnya umur tante berapa ?”
“aku belum ketuaan ! panggil aku kakak !”
“tidak mau , aku akan memanggil kamu nona saja”
“sudah ku katakan , panggil kakak”
“tante atau nona ??”
“nona”
(telepon berdering dari Raka *cinta pertama dari cerita yang di atas*)
“Besok ? okeh aku bisa raka. Besok kita ketemu”
***
Keesokannya aku menjumpai Raka dan melihat bocah ingusan ini lagi , sepertinya dia mengikuti.
Dasar sialan !! batinku .
Namun aku tak mengiraukannya , karena aku tetap menikmati makan malam tersebut dengan Raka.
Sesampainya di depan apartemen aku melihat bocah ingusan ini lagi .
“Bisa gak sih , kamu tidak mengikuti ku terus?”
“Besok berdandan cantik yaa , kita nonton sebagai ganti rugi nona telah menciumku.”
“Gak mau!!”
“Okeh , tak ada kata kata tidak. Besok aku datang.”
“argkh ! kenapa jadi bocah ingusan itu yang memerintahku”
***
Namun bagaimana pun juga , aku tetap pergi bersama bocah ingusan itu .
(sesampainya di depan bioskop)
“sebelum kita nonton , aku ingin kamu lihat dulu cover filmnya.”
Jantung ku terasa mau copot melihat Raka bersama gadis lain yang (dulu) juga satu sekolah dengan kami.
“mereka akan segera menikah, itulah sebabnya aku mengajakmu ke sini , agar kamu tidak terlalu jauh merasakan sakit itu nanti.”
(aku yang terdiam bisu hanya dapat menangis melihat hatiku yang telah sakit tersebut. Aku tak menyangka semua ini terjadi)
Keesokannya di tempat kerja , aku melihat bocah ingusan ini dengan penampilan layaknya seorang pria yang sudah mapan.
“Hey, mau makan siang denganku? (ajaknya terhadap teman-temanku)”
“mau”
Dan kami pun makan siang bersama nya . saat handphone ku berdering , bocah ingusan ini mengambil handphone nya dan sekarang aku tahu bahwa handphone itu dering dari Raka.
“hey, itu handphone ku kan ? mengapa kau tidak memberikannya?”
“terserahku” (sambil meninggalkan kami dan ternyata handphone ku diambil olehnya)

#Bersambung



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

:)

Bird On Heart Love

My Signature :)

Sample Text