Malam
menuntunku kembali pada kenangan lalu, masa dimana ada aku dan kamu. Masa di
mana ada canda tawa yang selalu pecah dari kita. Masa di mana kamu selalu ada
memberikan bahumu ketika aku membutuhkan. Masa di mana aku selalu bersandar di
bahumu. Semua itu terulang kembali dalam labirin pikiranku. Labirin yang tak
kan bisa membuatku melupakanmu. Labirin yang selalu menyimpan rapi kenangan
lalu yang telah usai.
Membuka
kembali buku yang telah usang. Kembali dan kembali aku harus membiarkan deraian
air mata ini berjatuhan di atas buku memori itu. Ingin ku bakar buku itu agar
tak ada lagi pendorongku untuk kembali mengingatmu. Ketidaksanggupan hatiku
menghambatnya. :’(
Kini
rinduku memanggil hatimu. Memanggil hatimu yang telah dimiliki hati yang lain.
Rinduku yang selalu membuatku tersiksa dalam keheningan yang menerkamku.
Keheningan yang memecahkan duniaku. Keheningan yang menginginkan agar kamu
datang padaku. Datang menemani rindu ini, walau sedetik. Tak bisakah kamu
membantuku dari jerat rindu yang selalu membuatku tersiksa?
Apa
yang harus ku lakukan ketika rindu memanggilku? Memanggilku seorang diri.
Mengapa rindu tidak memanggilmu kepadaku? L Mengapa nyesek
ini harus selalu menemani hidupku? Arrggkkhh !
_13
Juni 2013_



