Di hari spesial
ini kita dipertemukan , bukan dengan sebuah kata kebetulan atau takdir namun
sebuah kata ‘rencana’ yang telah disusun Tuhan.. Lucu rasanya jika di hari
valentine ini berkunjung ke kebun teh milik keluarga yang di Cirebon secara
sendirian . Melangkahkan kaki dengan ringan menuju ke Cirebon , ke rumah tulang
.
Awal yang ku
anggap merupakan suatu hal yang membosankan , namun itu lah yang di katakan
pepatah ‘kegiatan apa pun yang akan kamu mulai dan langkahkan jangan langsung
menganggap itu hal yang tak adil.’
Keesokan paginya
di mana hari pertama aku menghirup udara segar di Cirebon ku rasakan betapa aku
beruntung untuk sampai di kota ini. Mencicipi secangkir kopi hangat buatan
inangtulang, (maklum saya orang batak euu. Haha) yang sungguh luar biasa dan
bisa ku rasakan kehangatan di tubuhku setelah meneguk secangkir kopi tersebut
di pagi hari yang mungkin cuaca nya berbeda dengan cuaca di Medan.
Sambil meneguk
secangkir kopi tersebut , kembali tanpa sadar aku berbicara sendiri
mengeluarkan beberapa kata yang ku satukan menjadi sebuah kalimat di awal pagi
ku di Cirebon ini .
Secangkir kopi panas berumpama seperti
cinta , yang bila di tunggu hingga dingin kopi tersebut akan menjadi dingin dan
tidak hangat , sama seperti cinta yang bila di biarkan begitu saja akan timbul
kejenuhan di dalamnya.
Kopi yang ku lambangkan seperti
sebagian jiwa yang selalu melekat dalam tubuh cangkir mungil ini. Kehangatan
yang diberikan sungguh membuat orang menjadi merasa lebih nyaman di cuaca
dingin seperti ini.. hehehe*
“Apaan sih yang
kamu bilang teteh? , “tanya Raka yang tanpa diduga sudah ketawa sendiri
(mungkin) mendengar kata berserak apa yang ku ucapkan tadi. Hahah.
Aku pun jadi
tersipu malu melihat sosok Raka yang tiba-tiba bersuara. (curcol dikit , Raka
ini anaknya tulangku yang di sini. Aku heran deh lihatnya , dia anak batak tapi
bicara nya sok bahasa sunda atuh .. *nah kan jadi ketular sama diaa. Hahha)
“Car, jalan yuk
ke kebun kopi milik papa , sekalian aku kenalin nih kota cirebon . Mau gak ?
mau donk pastinyaa. Yaudah ntar jam 12 kita pigi yah , mandi gih dulu sono.
Gelis.gelis tapi bau tuh. , “ucap Raka tanpa membiarkan ku memberi sebuah
jawaban dari ajakannya tadi.
Tapi benar jugak
sih , ini kan kebetulan hari valentine nih , daripada di sini saja mendingan
ikut raka mengelilingi Cirebon ini , alias ke Kebun Kopi miliknya Raka.
Setelah
meletakkan kaki di kebun teh tersebut sepasang mata ini melihat ke arah lain
sosok yang luar biasa membuat jantung ku berdetak lebih kencang. Ini pertama
kalinya aku merasakan detak jantung yang luar biasa.
Dan sungguh luar
biasanya lagi sosok tersebut mendekat ke arah aku dan raka. Sungguh tak bisa ku
salahkan diriku kenapa aku tiba-tiba jadi salah tingkah seperti ini.
Ternyata dia
soib nya Raka . Dia memperkenalkan dirinya ke aku . Sungguh tak disangka , dia
memiliki tangan yang sangat mulus dan menggetarkan dawai hatiku , tatapan
sepasang bola mata yang indah , gak bisa di sangkal matanya sangat indah ,
garis senyuman yang ia miliki membuatku hanyut dalam senyuman tersebut.
“Dani , “ ucap
nya sambil memperkenalkan dirinya dengan senyuman mautnya.
Tak sadar ,
ternyata aku belum jugak membalas perkenalan dari dia. Hingga Raka memukul
pelan pundakku .
“ ekh , Carry ,
“ langsung ku balas jawaban Dani tersebut.
Aduh , kenapa dengan
aku. Apa yang terjadi tadi ? Sungguh memalukan!! , “ucapku dalam batin yang
mungkin diketahui oleh Raka apa yang ku ucapkan tadi.
Begitu sampai di
rumah segera aku menuliskan sebuah tulisan kecil lagi . (hehe , maklum hobi
nulis jadinya seperti ini.)
Di hari kasih sayang ini kita
dipertemukan Tuhan di sebuah tempat yang mungkin gak spesial namun sungguh
berharga. Aku yakin ini bukan sebuah kebetulan saja , aku yakin Tuhan sudah
merencanakannya terlebih dahulu , merencakan sesuatu yang masih sebuah misteri
antara kau dan aku.
Dan kembali aku
dikejutkan oleh suara Raka dan dengan cepat ia mengambil secarik buku yang ku
tuangkan ke dalam tulisan ini.
~ Cerita Bersambung